( IBADAH ) BERDOA SALAH SATU BENTUK USAHA MEMPEROLEH KEMUDAHAN
Salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan seorang hamba adalah
berdoa. Bahkan doa merupakan ibadah yang utama. Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina.” (QS. Ghafir : 60).
Oleh karena itu seorang hamba
setelah ia berusaha, sudah seharusnya ia lengkapi usahanya dengan berdoa
kepada Allah. Karena doa juga merupakan salah satu bentuk usaha kita.
Bahkan tidak sedikit Allah mudahkan urusan hamba-Nya dengan sebab doa yang ia panjatkan.
Doa tersebut hendaknya dilakukan di waktu-waktu mustajab (waktu dikabulkannya doa) dan disertai dengan penuh harap.
Diantara doa yang disyari’atkan adalah sebagaimana dalam firman Allah
(yang artinya), “Musa berkata, “Rabbisyraḥlii shadrii, wa yassirlii
amrii, waḥlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku,
lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku]”
(QS. Thoha : 25-28).
( Apabila tidak sesuai keinginan )
Tidak semua yang kita rencanakan berjalan sesuai keinginan kita.
Terkadang kita sudah berusaha dengan keras disertai dengan doa dan
tawakal, namun ternyata Allah memiliki kehendak yang lain. Maka sebagai
seorang yang beriman dengan takdir Allah dan beriman bahwa Allah
memiliki sifat Al Hakim (Maha Bijaksana) kita harus yakin bahwa semua
takdir yang menimpa kita mengandung kemaslahatan bagi hamba-Nya.
Kita yakin terdapat hikmah dibalik semua kejadian yang menimpa kita.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “…Bisa jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 216).
Kemudian apabila
berkaitan dengan usaha kita dalam mencari rezeki, maka kita harus
qona’ah (merasa cukup) terhadap rezeki yang telah Allah berikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
Tabaraka wa Ta’ala menguji hamba-Nya dengan apa yang ia berikan
kepadanya, maka barangsiapa yang rela dengan apa yang telah Allah ‘Azza
wa Jalla bagikan maka niscaya Allah memberkahi baginya di dalam
pemberiannya tersebut dan barangsiapa yang tidak rela, niscaya tidak
diberkahi baginya” (HR. Ahmad, derajat : hasan).
Jika hal tersebut berkaitan dengan musibah, maka kita diajarkan sebuah doa dari Rasulullah.
( Cara agar Diberikan ganti yang lebih baik )
Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-
berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu
ia mengucapkan: “Innaa lillāhi wa innaa ilaihi raaji’uun.
Allāhumma’jurnii fii mushiibatii wa akhlif lii khairan minhaa [Segala
sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah
ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang
lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan
menggantinya dengan yang lebih baik” (HR. Muslim, Shahih).
Semoga Allah SWT mengabulkan setiap doa dan permintaan kita dan
diberikan hati yang lapang dalam berprasangka baik terhadap-Nya, Aamiin.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan